Jika harus kupakai benda-benda di
semesta ini untuk menggambarkanmu, entah apa lagi—seperti kehabisan kata,
sementara tinta begitu ingin menuliskannya.
Seumpama mawar merah yang siap
merekah, indah. Menguarkan semerbak
cintamu ke segala penjuru.
Seperti mutiara dalam cangkang kerang di dasar lautan, berkilau, dan tak
sembarang orang bisa mendapatkanmu.
Bak melati putih nan suci, tatkala resapan embun pagi di pucuk kelopakmu
belum beranjak pergi.
Atau, jika kau menyeberang ke negeri bermusim semi, akan kau dapati
kuntum-kuntum merah muda yang mekar bersama. Seperti dirimu jua, “mekar”
bersama mewarnai dunia.
Aih, kau juga seperti siluet senja di horison barat ketika sang surya
bersiap tenggelam ke peraduan, menyemburatkan jingga-keemasan ke langit dan
mega-mega dengan indahnya.
Laiknya kupu-kupu yang bermetamorfosa. Menjadi lebih indah dari hari ke
hari.
Bagaikan sinar lembut mentari yang beradu dengan rinai gerimis yang riang,
mencipta pelangi dengan spektrum berwarna-warni.
Cantik rupawan yang tak terkatakan.
Sebab kau tunduk dalam syariat-Nya,
ridho atas takdir-Nya, tersenyum dalam musibah, tegar dalam ujian, teguh dalam
pendirian.
Itulah engkau.
Muslimah sejati yang dicemburui para bidadari surgawi.
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita
shalihah.”
(HR Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar