Kamis, 23 Oktober 2014

Rindu #2




Hawa tanah basah meruap
Rinai masih setia jatuh dari langit, membuat kuyup reranting jambu dan rumpun anggrek ungu di samping rumahku yang diam membisu
Menatap indahnya rekahan ungu-merah jambu membuatku sayu
kau persaksian rinduku
Rinduku pada rekahan senyum di bibir mereka
Rinduku pada mushaf merah muda, yang telah berhari-hari tak kukecup mesra
Rinduku bercerita dan berceloteh jenaka
Menelusuri hijaiah kalam cinta-Nya yang lekuk-lekuknya membuatku tersenyum kagum,
serta maknanya yang tak bisa diurai hanya secara simbolis maupun linguis
Rinduku bergelora hingga ke tubir waktu,
tak bisa kukata setangkai, segenggam, segumpal, atau selaksa

Tak terkata






:: Ditulis di bulan hujan tahun 2010. Diposting di kemarau yang merindu hujan, tahun 2014 ::

Tidak ada komentar: